Halo sobat wirausaha, selamat datang di blog ini. Maaf kalau masih amburadul.
1. Perlu nambah varian rasa nggak?
-
Belum dulu.
Jangan buru-buru nambah varian kalau demand belum ada. Fokus dulu bikin 2 rasa ini benar-benar kuat dan laku. -
Contoh: Indomie awalnya cuma 3 rasa, baru setelah stabil baru keluar rasa aneh-aneh.
2. Kenapa cuma temen & keluarga yang beli?
Ada beberapa kemungkinan:
-
Produk enaknya “biasa aja”. Temen suka bilang enak biar nggak nyakitin hati. Kalau enak banget, biasanya orang repeat order tanpa diminta.
-
Enak aja nggak cukup. Harus ada faktor “beda” supaya gampang direkomendasikan. Kata Seth Godin: sedikit lebih beda lebih baik daripada sedikit lebih baik.
3. Cara bikin produk lebih gampang disebarin
-
Beda di produk: misalnya bikin 1 varian “unik/nyeleneh” (wasabi, jengkol, dll) biar orang kepo.
-
Beda di komunikasi: kayak Yudha Keling jual bawang goreng pake label kelas lucu (“kelas gembel”, “kelas sultan”). Orang jadi pengen cerita.
-
Branding & kemasan:
-
Nama gampang diingat.
-
Kemasan punya ciri khas (warna, logo, dll).
-
Cantumkan Instagram/WA biar gampang direferensiin.
-
-
Storytelling: kasih alasan kenapa produk ini spesial → “kripik pangsit tipis banget”, “kripik sehat tanpa MSG”, “kripik lokal rasa kekinian”, dll.
4. Strategi promosi biar pasar lebih luas
-
Word of mouth (mulut ke mulut) yang dibantu → bikin temen gampang ceritain produk.
-
Endorse/Influencer → DM terus ke orang yang kira-kira suka. Jangan nyerah kalau ditolak. Timing dan hoki main peran.
-
Sosmed aktif → konten lucu, behind the scenes, review konsumen, dll.
-
Sampel gratis ke komunitas → misalnya kampus, kantor, arisan.
5. Mindset penting
-
Produk harus oke dulu sebelum promosi besar-besaran. Kalau enak & unik → repeat order jalan → promosi baru berdampak.
-
Kalau cuma enak, tapi susah diingat/ceritain → stuck.
Posting Komentar
Posting Komentar